Selasa, 16 Maret 2010

asuransi

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan.

Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual, total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan.

Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi adalah US$142,3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 milyar, sebagai hasil dari float.

[sunting] Prinsip dasar asuransi

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :

*Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

*Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

*Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

*Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

*Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.

*Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan bila seseorang bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa kelompok agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di komunitas yang hubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar.

kalimat aktif dan pasiff bahasa inggris..!!

Bahasa Inggris memang mudah. Jadi jangan takut untuk mempelajarinya. Kali ini saya akan membahas tentang kalimat pasif dan aktif, satu contoh yang paling simpel untuk dipelajari tapi lumayan penting.

Kalimat pasif atau yang biasa dikenal dengan Passive Voice atau Passive Sentence atau ada juga yang menyebutnya Passive Forms merupakan salah satu bentuk kalimat dalam Bahasa Inggris. Dalam definisi singkatnya Passive Voice berarti suatu bentuk kata kerja transitif dimana secara tata Bahasa Inggris subjek dari kalimat berpelaku sebagai ‘pasien’, yaitu yang menerima aksi dari sebuah pekerjaan. Kalimat Pasif umumnya kontras dengan Kalimat Aktif atau yang biasa dikenal dengan Active Voice, kalimat ini bermakna suatu bentuk kata kerja transitif dimana subjek dari kalimat berpelaku sebagai ‘agen’, yaitu yang melakukan aksi dari sebuah pekerjaan.

Tidak terlalu sulit memahami pengertian diatas kalau kita sudah kenal dengan ketentuan-ketentuan umum struktur sebuah kalimat, berikut adalah contoh sederhana perubahan kalimat aktif ke dalam kalimat pasif dalam Bahasa Inggris:

Nick helps Merry. (Kalimat Aktif)

Merry is helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Dari contoh di atas dapat dilihat kalau dalam kalimat aktif Nick helps Marry, Nick sebagai subjek (Subject), helps sebagai kata kerja (Verb), dan Merry sebagai Objek (Object). Sedangkan pada kalimat pasif Merry is helped by Nick, Merry sebagai subjek (Subject), helped sebagai kata kerja (Verb), dan Nick sebagai Objek (Object).

Dengan mudah dapat dikatakan kalau dalam kalimat pasif subjeknya berasal dari objek kalimat aktif dan objek dalam kalimat pasif berasal dari subjek kalimat aktif, sedangkan kata kerjanya tidak berubah secara langsung, dimana fungsinya tetap sebagai kata kerja. Atau dengan ilustrasi yang lebih mudah sebagai berikut:

Nick helps Merry.

Merry is helped by Nick.

Perlu diperhatikan juga objek dalam kalimat pasif diawali dengan by, dimana hal ini disebut by-phrase dalam sebuah kalimat pasif. Hal ini penting untuk mengetahui siapa yang melakukan aksi atau hal tertentu. Walau dalam beberapa bentuk kalimat pasif by-phrase tidak digunakan, seperti contoh:

That car was made in Britain. (tidak ada by-phrase)

Rice is grown in many countries. (tidak ada by-phrase)

Pada kalimat That car was made in Britain, tidak terdapat by-phrase atau pelakunya, tapi itu tidak jadi masalah, karena kalimat tersebut tetap bisa dipahami, kalaupun ingin ditambahkan pelakunya bisa juga, maka kalimat tersebut jadi That car was made in Britain by someone. Sama halnya dengan kalimat pasif kedua, Rice is grown in many countries, yang tidak ada pelakunya, kalau ingin ditambahkan by-phrase maka kalimat tersebut akan berbunyi Rice is grown in many countries by people.

That car was made in Britain by someone. (menggunakan by-phrase)

Rice is grown in many countries by people. (menggunakan by-phrase)

Dikatakan sebelumnya kalau kata kerjanya tidak berubah secara langsung, hal ini bermakna kalau perubahan yang terjadi pada kata kerjanya adalah sejauh perubahan bentuk waktunya (verb tense), bukan jenis katanya. Dari contoh diatas kata kerja pada kalimat aktif helps berubah menjadi helped pada kalimat pasifnya, ini merupakan ketentuan bahwa setiap kalimat pasif dalam Bahasa Inggris kata kerjanya harus dalam bentuk Past Participle atau kata kerja bentuk ke 3 (Verb 3). Untuk kata kerja beraturan (regular verb) dalam Bahasa Inggris, bentuk past participle-nya diakhiri dengan -ed, seperti, surprise à surprised, mail à mailed. Sedangkan sebagian kata kerja dalam Bahasa Inggris ada yang tidak beraturan (irregular verb), seperti, teach à taught, drive à driven.

Ketentuan lainnya adalah dalam kalimat pasif sebelum Past Participle diletakkan be, seperti contoh diatas sebelum kata kerja helped terdapat is.

Be dalam Bahasa Inggris diantaranya:

  • am
  • is
  • are
  • was
  • were
  • has been
  • have been
  • will be

Ketentuan penggunaan be pada kalimat pasif tergantung pada bentuk waktu (tense) dari kalimat aktifnya dan tergantung pula pada subjek kalimat, apakah subjek tersebut tunggal (singular) atau jamak (plural).

Dari penjelasan diatas maka bentuk umum kalimat pasif dalam Bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

be + past participle

Pada pengertian kalimat pasif diparagraf pertama disebutkan adanya kata kerja transitif (transitive verbs). Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang diikuti oleh objek. Dalam pembentukan kalimat pasif hanya kata kerja transitif yang bisa digunakan, sedangkan kata kerja intransitif (intransitive verbs) tidak bisa digunakan dalam pembentukan kalimat pasif. Salah satu contoh kata kerja intransitive dalam Bahasa Inggris adalah happen, apabila ada kalimat aktif dalam Bahasa Inggris yang terdapat kata kerja happen, maka kalimat itu tidaklah mungkin dirubah ke dalam kalimat pasif:

An accident happened. (Kalimat Aktif)

(Tidak ada bentuk pasif). (Kalimat Pasif)

An accident was happened. (bentuk kalimat yang salah)

Beberapa kata kerja intransitif yang umum dalam Bahasa Inggris adalah:

  • agree
  • arrive
  • come
  • cry
  • exist
  • go
  • happen
  • live
  • occur
  • rain
  • rise
  • sleep
  • stay
  • walk

Tapi ada beberapa kata kerja yang termasuk transitif dan intransitif, seperti contoh berikut:

A student studies. (intransitive)

A student studies books. (transitive)

Pada beberapa buku literatur Bahasa Inggris salah satu fungsi kalimat aktif dan kalimat pasif adalah tergantung pada hal apa yang ingin ditekankan atau bisa dikatakan siapa yang ingin ditekankan.

Nick helps Merry. (Kalimat Aktif)

Merry is helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Dari contoh diatas pada kalimat Nick helps Merry, yang ingin ditekankan adalah Nick-nya sebagai orang yang membantu Merry. Sedangkan pada kalimat Merry is helped by Nick, yang ingin ditekankan adalah Merry-nya sebagai orang yang dibantu oleh Nick. Sebagai tambahan perhatiakan contoh berikut:

A lot of people are talking about Internet. (Kalimat Aktif)

Internet is being talked about by a lot of people. (Kalimat Pasif)

Terlihat jelas dari kalimat aktif A lot of people are talking about Internet, yang ingin ditekankan adalah A lot of people-nya sebagai pelaku yang membicarakan Internet, sedangkan pada kalimat pasif Internet is being talked about by a lot of people, yang ingin ditekankan adalah Internet-nya sebagai pelaku yang banyak dibicarakan orang.

Banyak orang dengan mudah memahami ketentuan umum kalimat pasif dalam Bahasa Inggris, yaitu be + past participle. Namun demikian, terkadang masih banyak orang yang bingung perubahan dari bentuk waktu tertentu (tenses-nya). Berikut akan diberikan contoh-contoh sederhana perubahan-perubahan kalimat aktif ke dalam kalimat pasif dalam Bahasa Inggris dari berbagai bentuk waktu:

Simple Present Tense

Nick helps Merry. (Kalimat Aktif)

Merry is helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Present Continuous Tense

Nick is helping Merry. (Kalimat Aktif)

Merry is being helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Present Perfect Tense

Nick has helped Merry. (Kalimat Aktif)

Merry has been helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Simple Past Tense

Nick helped Merry. (Kalimat Aktif)

Merry was helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Past Continuous Tense

Nick was helping Merry. (Kalimat Aktif)

Merry was being helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Past Perfect Tense

Nick had helped Merry. (Kalimat Aktif)

Merry had been helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Simple Future Tense

Nick will help Merry. (Kalimat Aktif)

Merry will be helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Nick is going to help Merry. (Kalimat Aktif)

Merry is going to be helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Future Perfect Tense

Nick will have helped Merry. (Kalimat Aktif)

Merry will have been helped by Nick. (Kalimat Pasif)

Pada situasi tertentu kalimat pasif akan lebih efektif dan mudah dipahami ketimbang kalimat aktif. Salah satu contohnya pada penulisan Business Letters, kalimat pasif akan lebih sering digunakan sebagai surat balasan atas rekomendasi suatu kondisi. Seperti contoh kalimat pembuka Letter of Enquiry berikut:

Dear Sirs,

Your name has been given to us by the German Trade Attaché in Dacca as one of the most important leather board manufacturers in Europe. We are an industrial…

Kalimat Your name has been given to us by the German Trade Attaché, menekankan bahwa pengirim merasa penting dan lebih sopan dan hormat kepada penerima (your name) untuk menyebutkan identitas penerima diawal kalimat.

curriculum vitae

Nama : Eka Wulan Sari
Alamat : Komplek RRI No. 56 Rt 009/Rw 006 Jakarta Barat-11470
Kelas : 4EA07
NPM : 10202482
TTL : Jakarta, 24 Mei 1984
Email : eka.wulan_sari@yahoo.com
Hobby : Olahraga
Motto : Kegagalan adalah awal dari kunci keberhasilan

Kamis, 04 Maret 2010

Conditional Sentences

English conditional sentences can be divided into the two broad classes of factual/predictive and hypothetical (counterfactual), depending on the form of the verb in the condition (protasis). The terms "factual" and "counterfactual" broadly correspond to the linguistic modalities called realis and irrealis.

[edit] Factual/predictive conditions

In these constructions, the condition clause expresses a condition the truth of which is unverified. The verb in the condition clause is in the past tense (with a past tense interpretation) or in the present tense (with a present or future tense interpretation). The result clause can be in the past, present, or future. Generally, conditional sentences of this group are in two groups, the "zero conditional" and the potential or indicative conditional, often called "first conditional" or "conditional 1". This class includes universal statements (both clauses in the present, or both clauses in the past) and predictions.

The "zero" conditional is formed with both clauses in the present tense. This construction is similar across many languages. It is used to express a certainty, a universal statement, a law of science, etc.:

If you heat water to 100 degrees celsius, it boils.
If you don't eat for a long time, you become hungry.
If the sea is stormy, the waves are high.

It is different from true conditionals because the introductory "if" can be replaced by "when" or "whenever" (e.g., "When you heat water..."), which cannot be done for true conditionals.

The potential or indicative conditional, often referred to as the "first conditional" or "conditional 1", is used more generally to express a hypothetical condition that is potentially true, but not yet verified. The conditional clause is in the present or past tense and refers to a state or event in the past. The result can be in the past, present, or future. Some examples with the condition clause in the past tense:

If she took that flight yesterday, she arrived at 10pm.
If she took that flight yesterday, she is somewhere in town today.
If she took that flight yesterday, we'll see her tomorrow.

A condition clause (protasis) in the present tense refers to a future event, a current event which may be true or untrue, or an event which could be verified in the future. The result can be in the past, present, or future:

If it's raining here now, then it was raining on the West Coast this morning.
If it's raining now, then your laundry is getting wet.
If it's raining now, there will be mushrooms to pick next week.
If it rains this afternoon, then yesterday's weather forecast was wrong.
If it rains this afternoon, your garden party is doomed.
If it rains this afternoon, everybody will stay home.
If I become President, I'll lower taxes.

Certain modal auxiliary verbs (mainly will, may, might, and could) are not usually used in the condition clause (protasis) in English:

*If it will rain this afternoon, …
*If it may have rained yesterday, …

There are exceptions, however, in which will is used exactly as in the first example, namely when the action in the if clause takes place after that in the main clause:

(The weather forecast says it's going to rain.) Well, if it will rain, we must take umbrellas.
If aspirins will cure it, I'll [I will] take a couple tonight instead of this horrible medicine.[1]

Other situations in which will can be used in an if clause include when will is not being used as an auxiliary verb, in other words when it is being used modally to express willingness, persistence, or a wish:

If you'll [you will] just hold the door open for me a moment, I can take this table out to the kitchen.
If you will keep all the windows shut, of course you'll get headaches.
If you will excuse me, I think I will slip into something more comfortable.[2][3]

In colloquial English, the imperative is sometimes used to form a conditional sentence: e.g. "go eastwards a mile and you'll see it" means "if you go eastwards a mile, you will see it".''''Bold text' 'Bold text

[edit] Hypothetical (counterfactual) conditions

In these constructions, the condition clause expresses a condition that is known to be false, or presented as unlikely. The result clause contains a conditional verb form consisting of would (or could, should, might) plus a main verb in the base form (infinitive without to).

The contrary-to-fact present conditional, often referred to as the "second conditional" or "conditional 2", is used to refer to a current state or event that is known to be false or improbable. The past subjunctive (or in colloquial English, simply the past tense) must be used:

If she were [colloq. was] at work today, she would know how to deal with this client.
If I were [colloq. was] the king, I could have you thrown in the dungeon.

The same structure can be used to refer to a future state or event:

If I won the lottery, I would buy a car.
If he said that to me, I would run away.

In many cases, when referring to future events, the difference between a realis and irrealis conditional is very slight:

(realis) If you leave now, you can still catch your train.
(irrealis) If you left now, you could still catch your train.

The contrary-to-fact past conditional (sometime referred to as the "third" conditional) is used to refer to contrary-to-fact past events. The pluperfect (or past perfect) is used in the condition clause.

If you had called me, I would have come.
If you had done your job properly, we wouldn't be in this mess now.

Some varieties of English regularly use would (often shortened to (I)'d) and would have (often shortened to (I)'d have) in counterfactual condition clauses, but this is often considered non-standard: If you'd leave now, you'd be on time. / If you (would)'ve told me, we could've done something about it. Such use of would is widespread especially in spoken US English in all sectors of society, but these forms are not usually used in more formal writing. Nevertheless, some reliable sources simply label this usage as acceptable US English and no longer label it as colloquial.[4][5]

There are exceptions, however, where would is used in British English too in seemingly counterfactual conditions, but these can usually be interpreted as a modal use of would: If you would listen to me once in a while, you might learn something.[6][7] In cases in which the action in the if clause takes place after that in the main clause, use of would in counterfactual conditions is however considered standard and correct usage in even formal UK and US usage: If it would make Bill happy, I'd [I would] give him the money.[8]

Should can appear in the condition clause to refer to a future event presented as possible, but unlikely, undesirable, or otherwise "remote": If I should die before I wake, …, If you should ever find yourself in such a situation, …

[edit] Construction of conditional sentences in English

In English, there are three coinditional sentence formulas. They are:

The first formula indicates the possible outcome of an event that is likely to occur: If + Present Simple/Present Progressive + Present Simple/Present Progressive/Future Simple/Future Progressive/Imperative

The second formula indicates the possible outcome of an event that is less likely to occur:

If + Present Perfect/Present Perfect Progressive/Preterite/Past Continuous + Conditional Present/Conditional Present Progressive

(In British and Canadian English: If + Imperfect Subjunctive + Conditional Present/Conditional Present Progressive)

The third formula indicates the possible outcome of an event that did not occur, and is therefore a missed opportunity: If + Pluperfect/Pluperfect Progressive + Conditional Perfect/Conditional Perfect Progressive

It is possible to reverse the order of the clauses, however, the protasis must always follow the word "If" (Eg. "If + I miss the bus, + I will be late for school" can be adjusted to: "I will be late for school + if + I miss the bus.)


[edit] The semantics of conditional sentences

The material conditional operator used in logic (i.e.p \Rightarrow q) is sometimes read aloud in the form of a conditional sentence (i.e. "if p, then q"), the intuitive interpretation of conditional statements in natural language does not always correspond to the definition of this mathematical operator. Modelling the meaning of real conditional statements requires the definition of an indicative conditional, and contrary-to-fact statements require a counterfactual conditional operator, formalized in modal logic.

[edit] Conditional sentences in Latin

Conditional sentences in Latin are traditionally classified into three categories, based on grammatical structure.

  • simple conditions (factual or logical implications)
    • present tense [if present indicative then indicative]
    • past tense [if perfect/imperfect indicative then indicative]
  • future conditions
    • "future more vivid" [if future indicative then future indicative]
    • "future less vivid" [if present subjunctive then present subjunctive]
  • contrafactual conditions
    • "present contrary-to-fact" [if imperfect subjunctive then imperfect subjunctive]
    • "past contrary-to-fact" [if pluperfect subjunctive then pluperfect subjunctive]

[edit] Conditional sentences in French

Si + Présent de l'indicatif + Présent de l'indicatif/Futur simple de l'indicatif/Présent de l'impératif

Si + Imparfait de l'indicatif + Présent du conditionnel

Si + Plus-que-parfait de l'indicatif + Passé du conditionnel

[edit] Conditional sentences in Italian

Italian includes the subjunctive in the second and third formulas, and does not allow the present to mix with the future in the first formula:

Se + Presente dell'indicativo

Se + Furuto semplice dell'indicativo + Futuro semplice dell'indicativo


Se + Imperfetto del congiuntivo (subjunctive) + Presente del condizionale


Se + Trapassato (Pluperfect) del conguintivo + Passato del condizionale